PENTINGNYA POLA PIKIR BERKEMBANG BAGI GENERASI EMAS
Pernahkah kalian mendengar istilah Generasi Emas? Mungkin istilah ini tidak asing lagi ditelinga kita. Apalagi dilihat dari segi populasi SDM saat ini yang mayoritas adalah kalangan pemuda. Dikutip dari Hasil Sensus Penduduk 2020, jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia. Sementara itu, jumlah penduduk paling dominan kedua berasal dari generasi milenial sebanyak 69,38 juta jiwa penduduk atau sebesar 25,87 persen. Oleh karena itu hadirlah istilah Generasi Emas.
Generasi Emas adalah generasi masa depan sebagai sumber daya manusia (SDM) yang perlu mendapat perhatian serius dalam era globalisasi saat ini karena generasi emas mempunyai peran yang sangat strategis dalam menyukseskan pembangunan nasional. Jadi, Generasi Emas Indonesia adalah generasi yang akan berkiprah dalam bidang-bidang kehidupan di tahun 2045 ketika Indonesia merayakan kemerdekaan yang ke-100 tahun yang mana mereka adalah yang saat ini sedang ada di bangku pendidikan.
Oleh karenanya diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas penting dalam mengoptimalkan bonus demografi. Maka dari itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan menjadi kunci untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045 dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang. Lalu bagaimana dengan peran mahasiswa dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045? Mahasiswa harus aktif dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Mereka bisa berperan sebagai mentor atau tutor bagi siswa, terlibat dalam program-program pendidikan di daerah terpencil, dan mempromosikan pentingnya pendidikan berkelanjutan.
Dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, tentunya mahasiswa perlu bekal berupa kesadaran jiwa kepemimpinan dan pola pikir berkembang atau biasa disebut Growth Mindset. Karena hal ini menjadi landasan pokok dalam bersaing dan bertahan ketika memasuki dunia kerja selepas menamatkan pendidikan di perguruan tinggi. Tak hanya itu, Growth Mindset juga dapat menumbuhkan pandangan realistis terhadap kemampuan dan kapabilitas seseorang. Dengan mengetahui diri, seseorang akan merasa terdorong untuk membangun kekuatan dalam mengatasi kelemahannya yang berujung pada peningkatan harga diri dan kepercayaan diri. Berikut adalah kutipan singkat mengenai Growth Mindset, selepasnya dapat dikupas secara matang dalam penjelasan di bawah ini.
Definisi Growth Mindset menurut para ahli.
- Menurut Carol Dweck, mindset adalah kerangka pikir atau cara pandang yang kita gunakan untuk memandang dan memahami dunia. Mindset merupakan keyakinan seseorang (self belief) yang terentang dalam sebuah skala, satu sisi merupakan growth mindset dan sisi lainya adalah fixed mindset (Dweck & Leggett, 1988).https://journal.maranatha.edu ›
- Menurut Wikipedia, Pola pikir bertumbuh (bahasa INGGRIS: Growth mindset) adalah sebuah pola pikir yang meyakini bahwa setiap bakat, kebiasaan, dan potensi individu tidak bersifat tetap, tetapi dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu https://id.m.wikipedia.org ›
- Menurut Sarah D. Sparks Growth Mindset yaitu Mengajari siswa ilmu tentang bagaimana otak mereka berubah seiring waktu dapat membantu mereka melihat kecerdasan sebagai sesuatu yang dapat mereka kembangkan, bukan bawaan dan tidak dapat diubah , demikian temuan analisis baru dari 10 studi online di jurnal Trends in Neuroscience and Education. Mengajarkan kemampuan otak untuk membuat koneksi saraf baru berdasarkan pengalaman adalah taktik umum dalam membantu siswa mengembangkan apa yang disebut pola pikir “pertumbuhan” daripada pola pikir “tetap”. https://www-edweek-org.translate.goog/
Growth Mindset VS Fixed Mindset
Tahukah kalian bahwasanya pola pikir itu tidak hanya Growth Mindset saya loh, ternyata ada juga yang namanya Fixed Mindset. Jika Growth Mindset memandang kecerdasan, kemampuan dan bakat sebagaisesuatu yang dapat dipelajari dan ditingkatkan melalui berbagai usaha. Sementara itu, Fixed Mindset memandang semuanya sudah pasti dan tidak akan bisa diubah dengan usaha apa pun dan waktu ke waktu.
Keduanya pun memiliki perbedaan yang bertolak belakang. Orang yang memiliki Growth Mindset beranggapan bahwa setiap tugas atau tantangan adalah sebuah kesempatan emas untuk belajar dan meningkatkan kemampuannya serta ia akan tekun dan bersungguh -sungguh agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Sedangkan, orang yang memiliki Fixed Mindset justru beranggapan merasa tidak mampu menyelesaikan sebuah tugas atau pekerjaan, ia merasa tidak sepintar orang lain dan takut gagal hingga berujung bahan cemooh.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa Growth Mindset adalah sebuah antonim dari Fixed Mindset. Growth Mindset selalu memandang sesuatu dengan optimistis dan Fixed Mindset memandang sesuatu dengan pesimis tanpa berusaha untuk mencoba terlebih dahulu.
Growth Mindset dari segi penelitian.
Dikutip dari EducationWeekseorang bidang pakar bernama Sarah D. Sparks pada tanggal 9 April 2021 melakukan pengkajian dengan judul “Pola Pikir Berkembang Terkait dengan Nilai Ujian yang Lebih Tinggi dan Kesejahteraan Siswa dalam Study Global”.
Sebagian besar remaja yang berpartisipasi dalam ujian matematika dan sains terbesar di dunia percaya bahwa mereka dapat meningkatkan kecerdasan mereka sendiri, dan kekuatan “pola pikir berkembang” ini tidak hanya terkait dengan seberapa baik mereka melakukannya tetapi juga dengan rasa kesejahteraan mereka sendiri.
Pada tahun 2018, Program Penilaian Pelajar Internasional bertanya kepada sekitar 600.000 anak berusia 15 tahun dari 78 negara apakah mereka percaya kecerdasan mereka sendiri adalah sesuatu yang tetap dan tidak dapat diubah; ketidaksetujuan dengan itu telah ditunjukkan dalam penelitian sebelumnya selama beberapa dekade untuk memprediksi pencapaian akademis yang lebih tinggi melalui kemauan siswa untuk bertahan dalam tugas-tugas yang sulit dan pulih lebih cepat dari kegagalan.
Hampir 2 dari 3 siswa yang berpartisipasi dalam PISA di semua negara menunjukkan pola pikir berkembang, menurut penelitian yang dirilis. Selain itu, setelah memperhitungkan perbedaan sosial ekonomi siswa dan sekolah, siswa dengan pola pikir berkembang yang kuat memperoleh skor yang jauh lebih tinggi pada semua mata pelajaran—31,5 poin dalam membaca, 27 poin dalam sains, dan 23 poin dalam matematika—dibandingkan dengan siswa yang percaya bahwa kecerdasan mereka bersifat tetap.
Di Amerika Serikat khususnya, di mana sekitar 70 persen siswa menunjukkan pola pikir berkembang, hal itu dikaitkan dengan skor 60 poin lebih tinggi dalam membaca. Sedangkan itu, di 39 negara lainnya lebih banyak anak perempuan yang menunjukkan pola pikir berkembang daripada anak laki-laki, dan anak perempuan mendapat peningkatan lebih besar dalam prestasi akademis karena memiliki pola pikir berkembang yang kuat.
OECD menemukan bahwa siswa di beberapa negara di Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan Tionghoa Taipei, merasakan manfaat akademis yang lebih kecil dari memiliki pola pikir berkembang dibandingkan rata-rata siswa di negara-negara OECD. Namun, para peneliti menemukan bahwa bahkan di negara-negara ini siswa dengan pola pikir berkembang yang lebih kuat menunjukkan rasa takut gagal yang lebih rendah, efikasi diri dan motivasi yang lebih tinggi, dan kesejahteraan yang lebih baik.
“Melihat pada tingkat global, hal ini sungguh mencerahkan dan menambah dimensi lain pada cerita—bukan hanya pencapaian, tetapi juga kesejahteraan,” kata Carol Dweck, “Sebelumnya kami tidak tahu bahwa beberapa hubungan terkuat antara pola pikir berkembang dan kesejahteraan ditemukan di tempat-tempat yang memiliki hubungan terlemah antara pola pikir berkembang dan nilai ujian.”
“Anda lihat negara tersebut, seperti Estonia, negara dengan prestasi nomor satu di PISA di kawasan OECD, dan yang mengejutkan, negara tersebut juga merupakan negara dengan mayoritas siswa yang memiliki pola pikir berkembang,” kata Andreas Schleicher, direktur pendidikan OECD, “dan Indonesia, negara yang siswanya mengalami kesulitan di PISA, dan juga negara yang mayoritas siswanya percaya bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang tidak dapat mereka ubah.”
Tentunya hal ini menjadi PR besar bagi Indonesia. Bagaimana Indonesia dapat memajukan pendidikan dan mampu bersaing di kancah Internasional. Terlebih lagi dalam menyiapkan Indonesia Emas 2045. Beberapa upaya pun perlu dilakukan khususnya dalam membangun pola pikir berkembang. Karena bila jiwa Growth Mindset sudah tertanam dalam kehidupan, niscaya hal itu akan mempermudah kemajuan bangsa.
Upaya yang perlu dilakukan demi tercapainya Growth Mindset.
- Cari tahu pola pikir seperti apa yang dimiliki. Ubahlah pola pikir negatif atau overthinking menjadi positif. Yakinlah pada kemampuan yang kita punya bahwa kita mampu mencapai tujuan yang diimpikan.
- Kenali lebih dalam apa saja bakat, keterampilan, kekuatan, bahkan kelemahan yang dimiliki. Mendengarkan masukan dari orang lain untuk menginginkan pemahaman diri. Dengan mengenal diri sendiri secara mendalam, maka kita akan tahu apa saja yang perlu ditinggalkan dan apa saja yang perlu dipertahankan.
- Cari tahu apa saja kemampuan yang ingin dipelajari. Berlatihlah sebanyak mungkin dan pelajari hal-hal yang ingin dipelajari untuk meningkatkan kemampuan.
- Fokuslah pada proses. Ketika kita fokus pada proses belajar dan pencapaian, kita tidak akan menyalahkan diri ketika belum berhasil mencapai tujuan. Kita akan fokus pada solusi dan mencari cara untuk memecahkan masalah sehingga segala hambatan terselesaikan.
- Jangan malu atau takut meminta bantuan kepada orang lain. Tanyakan kepada ahli bidangnya membatu untuk mengerjakan hal-hal yang belum bisa dilakukan. Mintalah apa saja yang perlu dilakukan atau bagaimana cara melakukan keterampilan yang ingin dipelajari.
- Mulailah temukan inspirasi dari orang lain. Ketika merasa terinspirasi dari keberhasilan orang lain, maka kita akan terdorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tak hanya itu, kita juga dapat menginspirasi orang lain untuk menjadi lebih baik dan sukses.
- Jadilah individu yang pantang menyerah. Growth Mindset berarti memandang segala rintangan sebagai tantangan untuk menjadi lebih baik lagi. Kegigihan dan kerja keras dapat membantu untuk terus berkembang sehingga dapat mencapai tujuan. Tekat akan membuat semakin kuat dan mampu mencapai keberhasilan.
Itulah 7 upaya yang dapat dilakukan untuk mengubah pola pikir menjadi Growth Mindset.
Manfaat Growth Mindset.
Berikut adalah 5 manfaat yang bisa didapatkan dengan memiliki Growth Mindset.
- Lebih percaya diri, Hal ini dikarenakan berfokus pada proses pencapaian tujuan. Dengan Growth Mindset kita percaya bahwa kegagalan serta kesalahan merupakan kesempatan untuk berkembang lebih baik.
- Tidak takut gagal, Bagi seseorang dengan Growth Mindset, kegagalan merupakan salah satu batu pijakan atau proses untuk suatu saat berhasil mendapatkan tujuan yang ingin dicapai. Karena kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda.
- Inovatif, Orang dengan Growth Mindset akan menjadi lebih berani dalam mengambil resiko dan berinovasi untuk bisa mencapai hasil yang diinginkan.
- Pantang menyerah dan mampu menerima kritik, Dengan melakukan pola pikir growth mindset, kita akan lebih berani menghadapi tantangan dan pantang menyerah ketika menghadapi hambatan. Kita juga dapat menerima kritik secara lebih baik dan belajar dari kritik tersebut. Karena kritik merupakan masukan yang dapat membangun menjadi lebih baik.
- Menghargai orang lain, Growth Mindset juga membantu kita menghargai kesuksesan orang lain. Kita akan turut senang ketika orang lain mencapai kesuksesan. Kita melihatnya sebagai inspirasi dan pembelajaran bahwa kita pun bisa mencapai kesuksesan yang sama seperti orang tersebut.
Penulis: Ibnu Malik